Indonesia akan meningkatkan upaya pelindungan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui pemanfaatan skema “Estia Plan”. Skema ini merupakan mekanisme repatriasi bagi warga negara asing yang terdampak konflik di Kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Afrika Timur melalui Siprus.
Pertemuan Konsultasi Politik RI-Siprus
Sebagai bagian dari upaya ini, kerja sama pelindungan WNI menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan Konsultasi Politik RI-Siprus kedua yang berlangsung di Jakarta pada 6 Februari 2025. Selain itu, pertemuan ini juga membahas berbagai aspek penguatan kerja sama bilateral, termasuk kerja sama di bidang politik, ekonomi, serta hubungan people-to-people contact. Tak hanya itu, isu perkembangan situasi regional dan global turut menjadi agenda diskusi.
Delegasi Indonesia dan Siprus
Dalam pertemuan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI, Umar Hadi. Sementara itu, delegasi Siprus dipimpin oleh Permanent Secretary Kementerian Luar Negeri Siprus, Andreas S. Kakouris.
Dukungan terhadap “Estia Plan” dan Penguatan Hubungan Bilateral
Dirjen Umar Hadi menyambut baik tawaran Siprus terkait kerja sama evakuasi melalui “Estia Plan”. Lebih lanjut, ia juga menegaskan komitmen Indonesia untuk meningkatkan hubungan bilateral yang sudah terjalin dengan baik melalui kerja sama konkret di berbagai bidang, seperti perdagangan, investasi, serta teknologi.
Selain itu, Dirjen Umar Hadi juga mengapresiasi pembukaan kembali Kedutaan Besar Siprus di Jakarta pada tahun 2023. Dengan adanya langkah ini, ia berharap hubungan bilateral kedua negara semakin diperkuat.
Peluang Kerja Sama di Sektor Ekonomi dan Bantuan Kemanusiaan
Di sisi lain, Permanent Secretary Andreas Kakouris menekankan bahwa Siprus memiliki lokasi strategis sebagai pintu gerbang menuju pasar Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Oleh karena itu, hal ini memberikan peluang besar bagi Indonesia dalam meningkatkan hubungan dagang dan investasi.
Tak hanya membahas kerja sama ekonomi, Andreas juga menawarkan inisiatif pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui jalur maritim dengan skema “Amalthea Plan”, termasuk dukungan untuk upaya rekonstruksi Gaza.
Sejarah Hubungan Bilateral RI-Siprus
Sebagai informasi, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Siprus telah berlangsung sejak tahun 1987. Dalam rangka memperkuat hubungan ini, selain pertemuan konsultasi politik, Permanent Secretary Siprus juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Luar Negeri RI dan Wakil Menteri Luar Negeri RI.