Mantan Calon Presiden RI, Anies Baswedan, turut angkat bicara setelah banyak yang bertanya bagaimana cara tetap mencintai Indonesia di tengah situasi yang penuh ketidakpastian. Ia menegaskan bahwa mencintai Indonesia bukan hanya ketika keadaan negara sedang baik-baik saja, tetapi justru ketika Indonesia menghadapi tantangan dan membutuhkan perubahan.
Cinta Indonesia Butuh Ketabahan dan Kesabaran
Anies menekankan bahwa rasa cinta pada tanah air membutuhkan kesabaran dan ketabahan. Ia mencontohkan perjuangan generasi 1908 dan 1928, yang banyak di antaranya tidak pernah melihat Indonesia merdeka, tetapi tetap berjuang meskipun mimpi mereka saat itu dianggap terlalu tinggi.
Istirahat dari Perjuangan Itu Tidak Masalah
Anies juga memahami bahwa perjuangan tanpa henti bisa terasa berat dan melelahkan. Ia menyebut bahwa terkadang seseorang merasa seperti bertepuk sebelah tangan—sudah berusaha mencintai, tetapi tidak mendapatkan balasan. Oleh karena itu, ia tidak mempermasalahkan jika ada yang ingin berhenti sejenak untuk memberi ruang bagi diri sendiri. Setelah kondisi membaik, mereka bisa kembali berjuang untuk Indonesia.
Cinta Indonesia Tidak Ditentukan oleh Lokasi
Anies menegaskan bahwa rasa cinta terhadap Indonesia tidak bergantung pada tempat tinggal seseorang. Banyak tokoh bangsa yang dulu tinggal lama di luar negeri, tetapi tetap berkontribusi bagi Indonesia. Nasionalisme, menurutnya, bukan sekadar di mana seseorang tinggal, tetapi bagaimana ia tetap memberikan manfaat bagi tanah air, sekecil apa pun bentuknya.
Menghadapi Tantangan Bersama
Di akhir pernyataannya, Anies mengajak masyarakat untuk saling mendukung dan menjaga satu sama lain dalam memperjuangkan Indonesia yang lebih baik.
“Karena apa pun tantangannya, kita hadapi bersama. Semoga Allah memberi kita kekuatan,” tutupnya.