diaspora.id logo
Menu
Our
Partner:
Diaspora Pedia
Copyright @2024 diaspora.id
All right reserved

Dari Indonesia ke Jepang, Membawa dakwah & Nilai Al-quran. Kisah Isnaini sebagai diaspora di Jepang

oleh | Sabtu, 21 Desember 2024 - 18:32 WIB

Kak Isnaini Siagian, yang akrab disapa Kak Isna, merupakan lulusan MA dan S1 Bahasa Inggris dari Universitas Islam Negeri Sumatra Utara. Setelah menyelesaikan pendidikan formal, beliau melanjutkan mondok di sebuah yayasan milik Ustadzah Oki dan mulai mengajar di sana. Dalam perkembangannya, Kak Isna dipercaya menjadi kepala penanggung jawab cabang yayasan di Bintaro. Kesempatan besar datang ketika beliau ditunjuk untuk mengajar Al-Qur’an dalam bahasa Inggris di Jepang.

Dakwah di Jepang: Kegiatan yang Menginspirasi

Saat ini, Kak Isna berdakwah di Jepang, mengisi berbagai pengajian dan ceramah, serta membimbing pembelajaran Al-Qur’an di komunitas-komunitas Islam. Beliau juga menjadi penanggung jawab di sebuah pesantren atau Islamic dormitory di Jepang. Namun, kegiatan dakwah ini dijalankan hanya di akhir pekan.

Disiplin dan Al-Qur’an: Kunci Menuju Jepang

Kak Isna tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mendidik kedisiplinan dan menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an sejak kecil. Kepribadiannya yang disiplin menjadi alasan utama mengapa beliau dapat beradaptasi dengan baik di Jepang. Meski awalnya tidak pernah terpikir untuk mengajar di negara tersebut, kesempatan itu datang melalui Ustadzah Oki. Saat itu, Kak Isna memenuhi semua kriteria yang diminta, seperti gelar S1, kemampuan berbahasa Inggris, hafalan 30 juz Al-Qur’an, pengalaman kepemimpinan, serta pengalaman mengajar. Kini, beliau mengajar anak-anak dari berbagai latar belakang, tidak hanya warga lokal Jepang.

Keindahan Budaya Jepang: Pengalaman yang Berkesan

Kak Isna sangat menyukai budaya Jepang yang penuh dengan ketertiban, kebersihan, dan keamanan. Orang-orang Jepang dikenal ramah dan suka menolong. Meski sebagian besar tidak fasih berbahasa Inggris, mereka bersedia membantu, bahkan menggunakan aplikasi seperti Google Translate untuk memberikan arahan dengan detail.

Tantangan Hidup di Jepang dan Cara Mengatasinya

Tantangan utama yang dihadapi Kak Isna adalah sulitnya menemukan lingkungan belajar yang mendukung, seperti pengajian yang jaraknya sering kali mencapai tiga jam perjalanan. Untuk itu, beliau menekankan pentingnya mempersiapkan iman yang kuat dan kemampuan memahami bahasa Jepang. Selain itu, warga Jepang yang cenderung introvert membuat adaptasi sosial menjadi tantangan tersendiri. Namun, beliau terus belajar dan mendekatkan diri kepada Allah sebagai bekal utama.

Mengajar dengan Cinta: Tantangan dan Kebiasaan Baru

Mengajar di sekolah yang dikelola oleh pemilik asal Indonesia memberikan kemudahan tersendiri. Namun, beberapa hal menarik perhatian beliau, seperti kebiasaan siswa dan guru membersihkan toilet sendiri serta absennya kantin di sekolah. Di tingkat TK (Kindergarden), terdapat waktu khusus untuk tidur siang, dan siswa memiliki waktu belajar mandiri tanpa kehadiran guru.

Pesan Kak Isna untuk Generasi Muda Indonesia

Kak Isna menekankan bahwa pendidikan sangat penting, tetapi memiliki akhlak yang baik jauh lebih utama. Dalam menuntut ilmu, setiap individu harus memperbaiki niatnya dan terus semangat

Artikel Terkait