diaspora.id logo
Menu
Our
Partner:
Diaspora Pedia
Copyright @2024 diaspora.id
All right reserved

Membuanakan bahasa Indonesia hingga ke bumi Ottoman, kisah Siska di Turki

oleh | Jumat, 18 Oktober 2024 - 02:52 WIB

Siska Rakhmawati lahir dari seorang ibu yang luar biasa. Ibunya adalah seorang pedagang yang berintuisi Tajam dan memiliki kemampuan manajemen yang baik. Sementara ayahnya dalah seorang guru yang berwawasan luas dan memiliki kesabaran tingkat tinggi. Ketika kecil, Siska Rakhmawati sangat dekat dengan ayahnya. Siska kecil bertanya banyak hal dan ayahnya selalu memberikan jawaban yang memuaskan. Karena ini, rasa ingin tahunya terus terpupuk. Di sisi lain, ibunya telah mewarisi sifat alaminya. Siska tumbuh sebagai gadis pemimpi yang gigih dan sangat percaya kepada intuisinya.

Bercita-Cita Menjadi Seorang Guru

Sejak kecil, Siska Rakhmawati bercita-cita menjadi guru seperti ayahnya. Menurutnya, guru adalah profesi yang keren dan mulia. Dalam pendapatnya, guru adalah seorang yang sangat dermawan. Guru membagikan harta paling berharga yang dimilikinya tanpa khawatir akan berkurang, yaitu ilmu. Bahkan semakin banyak ilmu yang dimiliki, semakin banyak pula yang dibagikan kepada orang lain.

Sadar akan kegemarannya berkhayal, Siska memilih mengambil jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia ketika menempuh pendidikan sarjana di Universitas Semarang. “Hanya bahasa dan sastralah yang bisa mengapresiasi khayalanku. Jika khayalanku tidak terwujud, setidaknya bisa menjadi sebuah karya sastra,” pikirnya saat itu

Setelah lulus sarjana, ia mengikuti program pemerintah, yaitu SM3T (Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal). la ditugaskan untuk mengajar di SDN Blang Lambaro, Lembah Seulawah, Aceh Besar. Selama tinggal di sini, ia mendapatkan banyak sekali pelajaran hidup, terutama tentang makna bersyukur dan ketulusan. Sekembalinya dari Aceh, ia kembali ke almamaternya untuk menempuh Pendidikan Profesi Guru berasrama selama setahun. Intinya, ilmu keguruannya benar-benar “digodog” agar menjadi guru profesional yang matang dalam berkompetensi: kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional. Sementara untuk mempelajari keterampilan kepemimpinan dan berorganisasi, Siska terlibat dalam kegiatan kampus dan asrama.

Bertekad Kuliah di Turki

Keinginannya untuk melanjutkan pendidikan di Turki muncul ketika ia menonton serial drama Turki “Diriliş Ertuğrul”. Secara cermat, ia mengamati bahasa yang digunakan dalam serial ini. Menurutnya, bahasa Turki adalah bahasa yang sangat romantis karena memperhatikan harmonisasi vokal yang layaknya syair. Selain itu, bahasa Turki juga banyak menggunakan kiasan. Artinya, bahasa Turki begitu santun. Sejak saat itu, ia mulai belajar bahasa Turki secara autodidak dan merancang impiannya untuk ke Turk

Baca Juga Cerita lainnya:  Kisah Inspiratif Idham di Inggris

Menjadi Pengajar BIPA

MESTAKUNG” semesta mendukung menjadi istilah yang tepat untuknya. Atas nama UNNES, Siska magang di Endonezya Evi sebagai guru bahasa Indonesia untuk orang Turki. Meski dilakukan secara online, ia sangat bersemangat dan antusias mengajar. Setelah itu, ia menjadi guru bahasa Indonesia di Menara Bahasa , sebuah lembaga pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing. Karirnya untuk menjadi guru BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) mulai tampak nyata. Kini, ia menjadi guru bahasa Indonesia sekaligus penulis di Merhaba Semarang, sebuah lembaga pengajaran bahasa Indonesia untuk orang Turki yang berpusat di Semarang, Jawa Tengah.

Di sisi lain, ia mulai mencari informasi pendaftaran kuliah perbankan di Turki. Berbekal kemampuan bahasa Turkinya yang masih terbatas, ia memberanikan diri untuk mendaftar ke beberapa universitas di Turki, seperti Necmettin Erbakan University, Sakarya University, Osman Gazi University, dan Anadolu University. Saat itu, saya hanya ingin mencari pengalaman bagaimana sistem pendaftaran kuliah di Turki. Namun secara resmi, Anadolu University tinggal sebagai mahasiswa baru di jurusan Manajemen Pendidikan.
Meski sekarang menetap di Bumi Ottoman, namun cintanya terhadap Indonesia dan bahasa Indonesia tidak luntur. la memiliki harapan agar diplomasi Indonesia dan Turki semakin kuat. Karena meskipun secara geografis terbentang jauh, kedua negara ini memiliki ikatan sejarah yang kuat dan banyak kesamaan budaya. Hubungan tidak akan terjaga dengan baik tanpa komunikasi yang baik pula. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang efektif. Dengan semakin kuatnya hubungan Indonesia dan Turki, maka semakin banyak pula orang Turki yang mau belajar bahasa Indonesia dan orang Indonesia yang ingin belajar bahasa Turki

Artikel Terkait

Μenapaki Jejak Di Tanah Britania, Kisah Rey Abraham di Inggris

Μenapaki Jejak Di Tanah Britania, Kisah Rey Abraham di Inggris

Manchester - Rey Abraham , Seorang mahasiswa S2 Global Development di University of Manchester, juga menjabat sebagai Ketua Umum PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di Inggris. Rey Abraham Memiliki minat dalam edukasi dan pengembangan diri, sering menjadi narasumber...