Sydney – Gabriella Jeanete , yang lebih akrab dipanggil Gabie, adalah seorang perantau yang lahir di Jakarta dan dibesarkan di Tangerang. Sejak tahun 2019, ia menetap di Sydney, Australia, setelah menjalani pendidikan perhotelan di Bali. Selama tiga tahun di Bali, Gabie bekerja sebagai pengusaha hotel, yang memberikan pengalaman berharga di industri perhotelan sebelum mengambil langkah besar untuk merantau ke luar negeri. Kini, ia bekerja sebagai barista penuh waktu dan juga menjalankan bisnis jasa merangkai balon yang dapat ditemukan di Instagram-nya, @sydneydreamparty.
Merantau, Berkarya & Menginspirasi di Sdyney
Keputusan Gabie untuk pindah ke Australia merupakan cerminan dari mimpi yang telah lama ia miliki. Meskipun awalnya ia berencana untuk mencoba visa kerja liburan (WHV), ketakutannya untuk meninggalkan pekerjaan dan tidak mampu hidup sendiri sempat menghalangi langkahnya. Namun, takdir mempertemukannya dengan suaminya, yang berstatus sebagai pelajar di Sydney. Kesempatan ini membuat Gabie memutuskan untuk mengikuti suaminya dan memulai petualangan baru di negara yang diimpikannya.
Pelajaran Berharga di Sydney
Selama hidup di Sydney, Gabie belajar banyak tentang kemandirian dan cara beradaptasi dengan lingkungan baru. Ia menyadari bahwa setiap orang di sekitarnya juga sedang berjuang dengan tantangan masing-masing, sehingga penting untuk tidak membuat orang lain tertidur. Pengalaman ini memberikan wawasan bahwa solidaritas dan saling membantu menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan yang multikultural seperti Sydney.
Baca Kisah Lainnya: Kisah Inspiratif Bernhart di Tiongkok
Gabie menyebut pengalamannya di Australia sebagai “International Exposure,” di mana ia berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya, tetapi juga memperluas pemahamannya tentang karakter dan gaya hidup yang berbeda. Berinteraksi dengan berbagai orang yang memberikan perspektif baru dan cerita menarik yang bisa dipublikasikan kepada keluarga dan teman-teman di Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari, Gabie juga belajar tentang pentingnya berbagi dan kesadaran akan kebersihan dalam hidup bersama teman-teman dari berbagai negara. Ia menyadari bahwa menjalani kehidupan bersama orang lain memerlukan kerjasama dan saling menghargai. Hal ini termasuk pembagian tugas sehari-hari seperti jadwal mencuci, memasak, dan menjaga kebersihan lingkungan bersama-sama.
Adaptasi Fisik Terhadap Perubahan Rutinitas Kerja di Sydney
Meski Gabie menikmati waktu merantau untuk merencanakan masa depan dan menabung untuk berbagai tujuan, ia juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan fisik adalah pekerjaan barista yang mengharuskannya berdiri selama tujuh hingga delapan jam per hari. Pada dua minggu pertama, ia mengalami pembengkakan pada kedua kakinya, namun seiring berjalannya waktu, ia merasa lebih sehat dan terbiasa dengan rutinitas barunya.
Tantangan lain yang dihadapi Gabie adalah mengelola keuangan dengan bijak. Dengan pendapatan yang lebih besar di Australia, ia merasakan dorongan untuk berbelanja lebih banyak, namun ia belajar bahwa pengeluaran tidak harus sebanding dengan pemasukan. Selain itu, jarak yang memisahkannya dari keluarga dan teman-teman di Indonesia menjadikannya kehilangan momen-momen bahagia yang sering terlewatkan. Gabie menyadari bahwa meski jauh, dia tetap bisa mendoakan mereka dan berharap bisa berkumpul kembali di masa depan.
