Vienna – Atika Aisyarahmi Munzir, mahasiswa S3 di University of Vienna, menekuni studi di bidang komunikasi politik. Sebelumnya, ia menempuh pendidikan S1 di IPB University dengan jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, serta melanjutkan studi S2 di bidang Ilmu Komunikasi di Universitas Andalas. Sebelum melanjutkan studi ke Austria, Atika sempat mengajar sebagai dosen di Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, dengan mengampu beberapa mata kuliah, seperti Seminar Komunikasi, Statistika Sosial, dan Penulisan Ilmiah Bisnis PR. Ia berhasil memperoleh beasiswa prestisius Ernst Mach Grants ASEA-UNINET dari OeAD Austria untuk mendukung studinya.
Sejak kecil, Atika Aisyarahmi Munzir sudah memiliki keinginan kuat untuk melanjutkan studi ke luar negeri, terinspirasi dari pengalamannya tinggal di Jerman saat ayahnya menyelesaikan studi S3. Minatnya pada musik klasik kemudian membawanya mengenal Austria, yang memiliki budaya serupa dengan Jerman. Setelah menyelesaikan S2, Atika kembali bersemangat untuk melanjutkan studi doktoralnya di topik penelitian yang ia minati. Setelah menghubungi beberapa profesor di Austria dan Jerman, seorang profesor di University of Vienna bersedia menjadi dosen pembimbingnya.
Setelah satu tahun tinggal di Vienna, Atika merasa nyaman dengan lingkungan akademik dan sosialnya. Meskipun ia satu-satunya yang bukan peneliti profesional di tim riset, ia dilibatkan secara aktif dalam berbagai aktivitas penelitian. Walaupun belum mahir berbahasa Jerman, suasana kota yang tenang dan komunitas internasional yang ramah di University of Vienna membuat studinya berjalan lancar
Baca Artikel Lainnya : Kisah Inspiratif Athaya Abirama di Jerman
Tantangan utama yang dihadapi Atika Aisyarahmi Munzir adalah banyaknya bahan bacaan yang harus dikuasai untuk mendukung penelitian dan aktivitas perkuliahannya. Di setiap kelas, jumlah mahasiswa sedikit, sehingga suasana diskusi sangat intensif dan menuntut partisipasi aktif. Sebagai Ketua Umum PPI Austria, Atika juga harus membagi waktunya dengan baik antara studi dan tanggung jawab organisasi.
Bagi mereka yang berminat melanjutkan studi di Austria, Atika menyarankan untuk mempersiapkan kemampuan dasar bahasa Jerman, karena bahasa ini digunakan sehari-hari di Austria. Selain itu, penting untuk menyiapkan bahan makanan lebih awal karena toko-toko tutup lebih cepat dan tidak beroperasi pada hari Minggu. Satu hal yang tak kalah penting adalah menyiapkan proposal penelitian dan mencari dosen pembimbing yang sesuai sebelum memulai studi S3 di Austria.