diaspora.id logo
Menu
Our
Partner:
Diaspora Pedia
Copyright @2024 diaspora.id
All right reserved

Perjuangan dan Mimpi Besar di University of Manchester, Kisah Zerlinda Sebagai diaspora di Inggris

oleh | Sabtu, 14 Desember 2024 - 17:06 WIB

Zerlinda Rezkika Lestari Putri, yang akrab disapa Zerlin, lahir dan besar di Medan. Ia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di SD Harapan 2 Medan, SMPN 1 Medan, dan SMAN 1 Medan. Setelah lulus, Zerlin memilih Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk melanjutkan studi S1 Psikologi. Ia mengejar jurusan Psikologi meskipun harus merantau jauh dari kampung halaman.

Selama pandemi Covid-19, Zerlin bekerja sebagai asisten dosen online di Universitas Lambung Mangkurat selama dua tahun. Pada 2021, ia kembali ke Medan untuk merawat sang ayah yang sakit. Sebulan setelah kepulangannya, ayahnya meninggal dunia. Setelah itu, Zerlin melanjutkan perjuangan hidupnya dengan merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, hingga akhirnya bekerja di Bandung sebagai staf Research and Development alat ukur psikologi.

Berjuang Melawan Penyakit Bawaan dan Titik Balik Hidup

Saat bekerja di Bandung, kesehatan Zerlin memburuk akibat penyakit bawaan arteriovenous malformations (AVM) yang sudah ia ketahui sejak kecil. Kondisinya memaksanya menjalani lima kali operasi dan menggunakan kursi roda. Zerlinda memutuskan untuk resign dari pekerjaannya demi fokus memulihkan kesehatan. Selama berbulan-bulan ia menjalani bed rest dan menghadapi masa-masa terpuruk.

Dengan dukungan penuh dari keluarga dan teman-teman, Zerlin bangkit dan mendaftar LPDP pada 2022. Ia berhasil lolos setelah berbagi kisah perjuangannya melawan penyakit. Untuk mempersiapkan IELTS, Zerlin mengikuti pengayaan bahasa di Universitas Indonesia selama tiga bulan meskipun keterbatasan biaya menjadi tantangan. Usahanya membuahkan hasil ketika University of Manchester (UoM), Inggris, menerimanya pada Mei 2023.

Memilih University of Manchester sebagai Pilihan Terbaik

Zerlin memilih University of Manchester setelah membandingkannya dengan University of Bristol, yang juga memberinya tawaran. Ia memilih UoM karena peringkatnya lebih tinggi (masuk 20 besar dunia), program Psikologi yang lebih unggul, dan biaya hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan Bristol.

Adaptasi dan Pengalaman di Inggris

Zerlinda menghadapi berbagai tantangan saat beradaptasi di Inggris, seperti menyesuaikan diri dengan cuaca dingin, perubahan waktu musim, dan perbedaan rasa makanan. Namun, ia merasa terbantu dengan fasilitas transportasi umum yang ramah bagi pengguna kursi roda. Selain itu, UoM menyediakan fasilitas belajar yang lengkap dan canggih, seperti penggunaan teknologi Virtual Reality (VR) dalam pembelajaran, yang membuatnya semakin menikmati proses belajar.

Memahami Psikologi dan Memanusiakan Manusia

Melalui studinya di Psikologi, Zerlin belajar untuk tidak menghakimi orang lain. Ia memahami bahwa setiap perilaku seseorang memiliki latar belakang yang kompleks. “Psikologi mengajarkan saya untuk memanusiakan manusia,” ungkapnya.

Menyebarkan Inspirasi dan Semangat Meraih Mimpi

Bagi Zerlin, kuliah di luar negeri merupakan mimpi besar yang berhasil ia wujudkan. Ia ingin kisahnya menginspirasi banyak orang, terutama mereka yang memiliki keterbatasan fisik, untuk terus berusaha dan tidak takut bermimpi. “Jika saya yang memakai kursi roda bisa sampai di University of Manchester, saya yakin siapa pun bisa meraih mimpi mereka, asalkan mau berusaha dan berdoa,” katanya.

Pesan Penuh Semangat

“Jangan takut bermimpi besar dan jangan pernah menyerah, bahkan saat berada di titik terendah. Perjuangkan apa yang sedang diusahakan. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan yang terbaik,” tutup Zerlin penuh optimisme. Kini, ia sibuk mengisi webinar dan berusaha menjadi dosen melalui seleksi CPNS, dengan harapan dapat terus berbagi manfaat melalui dunia pendidikan.

Artikel Terkait