London – Hayyu Rafi merupakan diaspora Indonesia di Inggris yang mendapat Gelar Master of Social Science in Social Development Practice dengan Predikat Merit di University College London. la merupakan lulusan S1 dari jurusan International Relation, Development, and Peace Studies di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang, dengan program akselerasi dan lulus dalam Waktu 3 tahun. Sebagai diaspora di Inggris, ia sekarang bekerja full-time di bidang Special Education, dan aktif di organisasi charity bernama Oxford Committee for Famine Relief (OXFAM), serta menekuni bidang Photography. Semangatnya untuk terus mengejar pendidikan membawanya pada lingkungan karir yang tak disangka-sangka.
BELAJAR MANDIRI DARI LINGKUNGAN BOARDING SCHOOL
Hayyu Rafi Menempuh Pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong, Tangerang Selatan, membawanya untuk terbiasa hidup mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri. la mulai terinspirasi untuk mengeksplorasi jenjang pendidikan S1 ke luar negeri sejak duduk di kelas 1 SMA. Berangkat dari kegemarannya berbahasa asing, serta ketertarikan dengan dunia diplomasi, dan mendapatkan dukungan dari orangtua yang suportif dan memberikan kepercayaan untuk berkarir di luar negeri, ia pun memutuskan untuk mengambil jurusan International Relations di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang.
BERKORBAN WAKTU, TENAGA, DAN PIKIRAN DEMI ΜΕΜΑΝΤΑPKAN STUDI KE LUAR NEGERI SEJAK SMA
Ketika teman-teman yang lain mempersiapkan ujian sekolah, ia tidak hanya mempersiapkan untuk ujian sekolah melainkan juga mempersiapkan ujian masuk universitas di Jepang. la diharuskan untuk menjalani kewajiban akademik, berorganisasi, hafalan Al-Qur’an, olimpiade tingkat nasional, serta persiapan dokumen pendaftaran kuliah di Jepang membawanya pada time management skill yang terus terasah dari Waktu ke Waktu. la pun berhasil mendapatkan LOA (Letter of Acceptance) di kelas 3 SMA. Pengorbanannya membawa la pada keseimbangan akademik dan non-akademik yang berjalan beriringan dengan baik.
TERMOTIVASI DENGAN KEBIASAAN BELAJAR DI LUAR NEGERI
Hayyu Rafi menyampaikan bahwa universitas tempat ia menempuh ilmu mengedepankan diskusi kelas, oleh karena itu ia terinspirasi untuk mengaplikasikan teori yang didapatkan di kelas ke masyarakat. Terutama di Jepang, budaya bekerja untuk mencapai target, perfeksionis, dan produktifitas tinggi memaksanya untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan yang serba cepat. Selain itu, mahasiswa/i disana lebih mengapresiasi perbedaan suku, ras, agama, kepercayaan, dan budaya, sehingga sangat mendukung dalam hal relasi kerja.
Baca Artikel Lainnya : Kisah Inspiratif Arkana di Qatar
TIPS MENEMPUH PENDIDIKAN DI JEPANG
Hal Utama adalah kemampuan berkomunikasi. Raffi memaksimalkan Waktu di dalam kelas untuk berlatih Bahasa Jepang Bersama teman. Selain itu, ia juga membiasakan diri untuk menggunakan The Japanese Honorific Language system atau dikenal sebagai Bahasa baku yang lebih hormat dalam lingkup professional. Hasil kerja kerasnya membuahkan hasil berupa bantuan 3 beasiswa berbeda yang sangat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tuition fees di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang.
PERJALANAN PENDIDIKAN YANG PENUH TANTANGAN
Berawal dari kegagalan yang dialami selama persiapan mendaftar kuliah dan menerima penolakan dari beberapa beasiswa, ia pun berhasil sampai di Jepang. la tinggal di kota kecil di Prefektur Oita, Pulau Kyushu, dimana makanan halal dan jarak tempuh masjid menjadi tantangan tersendiri. Hal ini membuatnya termotivasi untuk terus memaksimalkan usaha dengan mencari bantuan beasiswa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, ketika awal kedatangannya di Inggris, ia juga menghadapi tantangan cuaca yang tidak biasa dan beradaptasi dengan kebiasaan masyarakat. Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebh tinggi tentunya melatih diri untuk menjadi dewasa, dengan pemahaman perspektif yang lebih luas, dan seperti itulah la menyelesaikan tantangan demi tantangan selama menjalani studi di Jepang dan Inggris. “Jangan takut mencoba hal-hal yang baru. Mungkin awalnya ada perasaan kalau hal tersebut bukan passion kamu, tapi kamu nggak akan benar-benar mengetahuinya tanpa mencoba. Jika cocok dilanjutkan, jika kurang cocok maka berhenti saja. Karena aku yakin hal ini membuat aku belajar banyak dan mengantarkanku pada hikmah yang luar biasa”