diaspora.id logo
Menu
Our
Partner:
Diaspora Pedia
Copyright @2024 diaspora.id
All right reserved

Dino Patti Djalal Bahas Diplomasi dan Strategi Masa Depan Indonesia di CIFP 2024

oleh | Sabtu, 30 November 2024 - 13:34 WIB

Jakarta, Indonesia – Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, memaparkan perjalanan diplomasi Indonesia dan strategi untuk memperkuat perannya di panggung global. Berbicara pada Conference of Indonesia Foreign Policy (CIFP) yang diselenggarakan di Jakarta pada Sabtu, 30 November 2024, Dino menyampaikan pidato di hadapan lebih dari 9.500 peserta, termasuk diplomat, akademisi, dan tokoh masyarakat dari berbagai negara.

Perjalanan Diplomatik Indonesia yang Inspiratif

Dino Patti Djalal membuka pidatonya dengan merefleksikan sejarah diplomasi Indonesia yang kaya, yang menjadi model bagi negara-negara berkembang. Ia menyoroti tonggak sejarah seperti Konferensi Asia-Afrika 1955 di Bandung, yang menunjukkan komitmen Indonesia terhadap perdamaian dan kerja sama internasional. Ia juga menekankan peran aktif Indonesia dalam Gerakan Non-Blok dan ASEAN, yang menunjukkan dedikasi bangsa terhadap stabilitas global dan solidaritas regional.

Indonesia sebagai Negara Berkekuatan Menengah

Dino Patti Djalal mendorong Indonesia untuk memanfaatkan posisinya sebagai negara berkekuatan menengah. Ia menekankan potensi besar negara ini untuk memimpin dalam membentuk tatanan global. “Indonesia harus menjadi kekuatan yang mencari solusi, bukan sekadar penonton dalam dinamika internasional,” tegasnya. Dino menekankan pentingnya peran aktif Indonesia dalam mengatasi isu-isu global, seperti perubahan iklim dan ketegangan geopolitik.

Memperkuat Kemitraan Bilateral dengan Negara-negara Besar

Dalam pidatonya, Dino menyoroti pentingnya memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara besar untuk mengatasi tantangan global secara efektif.

  • Amerika Serikat : Dino menggambarkan AS sebagai mitra strategis, khususnya di bidang teknologi, keamanan siber, dan pendidikan. Ia memuji upaya Indonesia dalam memanfaatkan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) untuk memperluas kolaborasi ekonomi dan teknologi.
  • China : Dino menggarisbawahi perlunya hubungan Indonesia-China melampaui kerja sama ekonomi. Ia mengusulkan penguatan kemitraan di bidang teknologi dan stabilitas regional untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.
  • India : Dino menganggap India sebagai mitra utama, terutama di bidang teknologi hijau dan transformasi digital. Ia menyoroti manfaat strategis dari pengembangan kolaborasi antara Asia Selatan dan ASEAN.
  • Uni Eropa : Dino menekankan pentingnya penyelesaian hambatan perdagangan, terutama terkait kebijakan diskriminatif terhadap produk minyak kelapa sawit Indonesia. Ia juga menganjurkan kolaborasi dalam energi terbarukan dan mitigasi perubahan iklim.

Memperluas Hubungan dengan Afrika

Dino mengimbau Indonesia untuk mempererat hubungan dengan negara-negara Afrika, seraya menggambarkan benua tersebut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang sedang berkembang pesat. Ia mendesak Indonesia untuk menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia-Afrika dengan meningkatkan kemitraan diplomatik dan ekonomi dengan negara-negara Afrika, yang semakin relevan dalam lanskap geopolitik global.

ASEAN sebagai Pilar Stabilitas Regional

Dino memuji upaya Indonesia untuk mendukung integrasi Timor-Leste ke dalam ASEAN. Ia juga menyoroti peran penting Indonesia dalam menangani berbagai masalah lintas batas seperti keamanan maritim, perubahan iklim, dan stabilitas politik. “ASEAN adalah rumah kita, dan dari sini, kita harus mengambil langkah-langkah signifikan untuk memastikan perdamaian dan kesejahteraan di kawasan ini,” kata Dino.

Diplomasi untuk Masa Depan: Aliansi Solusi

Dino mendorong Indonesia untuk merangkul era baru diplomasi yang disebutnya aliansi solusi —aliansi yang berfokus pada penyelesaian masalah global. Ia mendesak Indonesia untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan G20 serta memimpin upaya untuk mengatasi tantangan besar, termasuk perubahan iklim dan konflik geopolitik.

Membuka Jalan bagi Diplomasi Masa Depan Indonesia

Sebagai penutup, Dino mengajak generasi muda untuk berkontribusi aktif membangun diplomasi yang inklusif, progresif, dan tangguh dalam menghadapi tantangan global. “Kini saatnya Indonesia membangun masa depan yang lebih cerah dengan visi yang berani dan langkah-langkah strategis,” pungkasnya.

CIFP 2024 berfungsi sebagai platform penting dalam membentuk arah kebijakan luar negeri Indonesia dan menginspirasi generasi muda untuk meningkatkan peran Indonesia dalam memelihara perdamaian dan stabilitas global.

Artikel Terkait

Indonesia Resmi Menjadi Negara Mitra BRICS, Bersama 8 negara lainnya

Indonesia Resmi Menjadi Negara Mitra BRICS, Bersama 8 negara lainnya

Indonesia kini resmi bergabung sebagai salah satu negara mitra BRICS, organisasi antarpemerintah yang awalnya dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, dan China. Pengumuman ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers yang...

Indonesia Raih Juara Umum di Kejuaraan Dunia Pencak Silat di UEA

Indonesia Raih Juara Umum di Kejuaraan Dunia Pencak Silat di UEA

Abu Dhabi, UEA – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, yang juga menjabat sebagai Deputi Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa), secara resmi menutup Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-20 dan Kejuaraan Dunia Pencak Silat Junior ke-5. Acara tersebut...

Priska Madelyn Nugroho Ukir Sejarah dengan Gelar W50 di Navi Mumbai

Priska Madelyn Nugroho Ukir Sejarah dengan Gelar W50 di Navi Mumbai

Priska Madelyn Nugroho mengukir prestasi luar biasa di dunia tenis internasional dengan meraih gelar juara W50 pertamanya di Navi Mumbai, India. Petenis muda Indonesia ini tampil dominan di final dan mengalahkan wakil Thailand, Thasaporn Naklo, dalam dua set langsung....