Abu Dhabi, UEA – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, yang juga menjabat sebagai Deputi Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa), secara resmi menutup Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-20 dan Kejuaraan Dunia Pencak Silat Junior ke-5. Acara tersebut berlangsung di Abu Dhabi National Exhibition Centre (ADNEC) pada Minggu (22/12). Kejuaraan ini mencatatkan sejarah sebagai ajang pencak silat terbesar, dengan partisipasi 57 negara dan 1.100 peserta, termasuk atlet, pelatih, wasit, juri, dan official.
Indonesia Cetak Prestasi Gemilang
Tim Indonesia mencetak prestasi luar biasa dengan meraih gelar Juara Umum di Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-20. Mereka mengumpulkan 11 medali emas, 7 perak, dan 5 perunggu. Sementara itu, Vietnam menempati posisi kedua dengan 10 emas, 3 perak, dan 3 perunggu, sedangkan Malaysia berada di posisi ketiga dengan 6 emas, 9 perak, dan 4 perunggu. Di kategori Junior, Indonesia kembali mendominasi dengan perolehan 11 emas, 3 perak, dan 2 perunggu, memastikan gelar Juara Umum di Kejuaraan Dunia Pencak Silat Junior ke-5.
Pesan Khusus dari Presiden RI
Menlu Sugiono menyampaikan pesan dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang juga merupakan Presiden Persilat. Dalam pesannya, Presiden Prabowo mengungkapkan harapannya agar kejuaraan ini dapat mempererat hubungan antarnegara sekaligus menginspirasi generasi muda untuk melestarikan tradisi luhur Pencak Silat.
Apresiasi terhadap Para Atlet
Menlu Sugiono memberikan apresiasi kepada para atlet atas keberanian, dedikasi, dan semangat mereka. Ia menekankan bahwa kejuaraan ini bukan hanya ajang unjuk keahlian dan sportivitas, tetapi juga sarana untuk mengenalkan Pencak Silat sebagai warisan budaya kepada dunia. Sugiono memuji semangat para peserta dalam mendorong batas kemampuan mereka sebagai pencapaian yang luar biasa.
Simbol Penutupan Kejuaraan
Grand Master Coach Heru Prasetya Tantra menyerahkan mandat kejuaraan, yang dilambangkan dengan keris Pencak Silat, kepada Ketua Panitia, Roy Z. Kamsanee. Roy kemudian mengembalikan mandat tersebut kepada Sekretaris Jenderal Persilat, Teddy Suratmadji, sebagai tanda penutupan resmi acara ini.
Format Pertandingan yang Beragam
Kejuaraan ini diikuti oleh 1.100 peserta dari 57 negara yang bertanding di enam arena di ADNEC Abu Dhabi. Tiga kategori utama yang dipertandingkan adalah Tanding, Seni, dan Eksebisi. Peserta terbagi dalam kategori Pre-Junior, Junior, Senior, dan Master (eksebisi), yang dikelompokkan lebih lanjut berdasarkan kelas berat badan. Pada kategori Seni, pertandingan mencakup nomor Perorangan, Ganda, dan Beregu (3 orang), baik untuk putra maupun putri. Struktur ini menunjukkan fleksibilitas dan luasnya cakupan Pencak Silat, yang dapat mengakomodasi berbagai tingkat keahlian.
Kolaborasi Indonesia-UEA
Duta Besar RI untuk UEA menjelaskan bahwa keberhasilan acara ini terwujud berkat kerja sama erat antara Indonesia dan UEA. Pemerintah UEA, melalui Menteri Olahraga Ahmad Belhoul Al Falasi, bersama UAE Sports for All Federation dan Abu Dhabi Sports Council, memberikan dukungan penuh bagi penyelenggaraan kejuaraan ini.
Ajang Solidaritas Antarbangsa
Kejuaraan ini menjadi simbol solidaritas dan persahabatan antarbangsa. Acara ini juga menegaskan komitmen bersama untuk melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat sebagai warisan budaya dunia.
Masa Depan Pencak Silat di UEA
Wakil Presiden UAE Sports for All Federation berharap Pencak Silat dapat terus berkembang di UEA pasca-kejuaraan ini. Ia juga memberikan penghargaan kepada tim UEA yang berhasil memperoleh 1 medali emas, 2 perak, dan 6 perunggu, termasuk penghargaan untuk pesilat terbaik kelas pra-junior, Hamza Akram Rachman, yang merupakan residen di UEA.
Penghargaan kepada Pesilat dan Wasit Terbaik
Pada acara penutupan, panitia memberikan penghargaan khusus kepada pesilat terbaik putra dan putri di kategori junior dan senior, serta kepada wasit/juri terbaik. Penghargaan ini diserahkan oleh Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis; Wakil Presiden UAE Sports for All Federation, Saeed Ali Alajil; dan Wakil Ketua Panitia Penyelenggara. Menteri Negara UEA, Ahmed Ali Al Sayegh, menyerahkan trofi Juara Umum Junior kepada Tim Indonesia, sedangkan trofi Juara Umum Senior diberikan langsung oleh Menlu Sugiono kepada Tim Indonesia.