Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato kenegaraan pertamanya di hadapan lembaga legislatif luar negeri. Pidato ini disampaikan di Gedung Parlemen Turki, Ankara, pada Kamis (10/4), dan menandai babak baru hubungan strategis Indonesia–Turki.
Kunjungan ke Turki Penuh Makna, Bukan Sekadar Agenda Diplomatik
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa kunjungan kenegaraan ke Turki memiliki makna yang lebih dari sekadar diplomasi. Ia menyebut Turki sebagai negara yang memiliki tempat istimewa di hati rakyat Indonesia.
“Turki memiliki tempat yang khusus, yang istimewa di hati rakyat Indonesia. Bagi rakyat Indonesia, Turki adalah peradaban Muslim yang terbesar,” ujar Presiden Prabowo.
Turki, menurut Presiden, merupakan simbol kejayaan peradaban Islam yang mewarisi semangat Kekaisaran Ottoman. Solidaritas historis antara bangsa Indonesia dan Turki menjadi dasar kuat dalam membangun hubungan masa depan.
Jejak Sejarah: Dukungan Ottoman untuk Pejuang Indonesia
Presiden Prabowo juga mengangkat kembali memori sejarah, ketika Kekaisaran Ottoman memberikan dukungan nyata terhadap perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonialisme Barat.
Bentuk dukungan tersebut, mulai dari bantuan senjata hingga penasihat, masih dikenang oleh bangsa Indonesia hingga kini.
Apresiasi untuk Sikap Tegas Turki dalam Membela Palestina
Isu kemanusiaan menjadi bagian penting dalam pidato Presiden Prabowo. Ia mengapresiasi Turki atas sikap tegasnya membela rakyat Palestina, terutama dalam menghadapi serangan brutal terhadap warga sipil di Gaza.
“Saat anak-anak dibom, ibu-ibu tidak berdosa dibom, rakyat Gaza kehilangan semua kehidupan mereka, banyak negara diam. Turki punya sikap yang tegas,” tegas Prabowo.
Presiden menyoroti banyaknya negara yang bersikap ambigu terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan menyatakan keinginan Indonesia untuk berdiri bersama Turki membela keadilan global.
Seruan Prabowo: Bangun Peradaban yang Adil Bersama Turki
Dalam penutupan pidatonya, Presiden Prabowo menyerukan kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Turki. Ia percaya, kebersamaan dua negara besar ini dapat menjadi kekuatan moral dunia dalam memperjuangkan perdamaian dan keadilan.
“Peradaban kita memerlukan perjuangan untuk mencapai hak semua bangsa agar hidup dengan baik, aman, dan damai, tanpa penindasan oleh siapa pun,” ujar Presiden.
Pertemuan Bilateral dengan Ketua Parlemen Turki
Sebelum menyampaikan pidatonya, Presiden Prabowo bertemu dengan Ketua Parlemen Turki, Numan Kurtulmuş, untuk memperkuat kerja sama antar-lembaga legislatif.
Pertemuan tersebut menjadi bukti komitmen kedua negara dalam mempererat hubungan di berbagai sektor strategis, baik di tingkat pemerintahan maupun antar-parlemen.
Sambutan Hangat dari Presiden Erdoğan di Ankara
Presiden Prabowo tiba di Bandar Udara Internasional Esenboğa, Ankara, pada Rabu (9/4), dan langsung disambut oleh Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdoğan.
Keduanya berjabat tangan dan berpelukan dengan hangat di bawah tangga pesawat, menunjukkan kedekatan personal yang telah terjalin sejak lama. Setelah itu, mereka berjalan berdampingan melewati pasukan kehormatan menuju ruang tunggu untuk berbincang secara informal.
Bagian dari Kunjungan Diplomatik ke Kawasan Timur Tengah
Kunjungan ke Turki merupakan bagian dari rangkaian tur diplomatik Presiden Prabowo ke lima negara Timur Tengah. Sebelumnya, Presiden mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) dan selanjutnya dijadwalkan mengunjungi Mesir, Qatar, dan Yordania.