Dino Patti Djalal adalah seorang diplomat karir Indonesia dan mantan Duta Besar yang lahir di Beograd, Yugoslavia pada 10 September 1965. Sebagai putra seorang diplomat, ia menjalani kehidupan internasional di berbagai negara, menuntut ilmu di beberapa institusi terkenal, dan meraih berbagai gelar akademis yang memperkuat keahliannya di bidang diplomasi.
Pendidikan dan Karier Awal
Dino menempuh pendidikan dasar di SD Muhammadiyah dan melanjutkan ke SMP Al-Azhar. Setelah itu, ia menamatkan pendidikan menengah atas di McLean, Virginia, Amerika Serikat. Dino kemudian memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik dari Carleton University, Kanada, gelar Magister dari Simon Fraser University, serta gelar Doktor dari London School of Economics, Inggris. Kariernya di Departemen Luar Negeri Indonesia dimulai pada tahun 1987, dan ia menjadi sorotan ketika bertugas sebagai juru bicara pemerintah dalam referendum PBB di Timor Timur pada tahun 1999.
Peran di Pemerintahan dan Diplomasi
Dino menjabat sebagai Staf Khusus Presiden untuk Urusan Internasional di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga 2010. Jabatan ini menjadikannya menjadi juru bicara presiden dengan masa jabatan terlama. Ketika menjabat sebagai Duta Besar untuk Amerika Serikat dari tahun 2010 hingga 2013, ia berhasil memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara. Atas pengabdiannya, Dino menerima penghargaan seperti Bintang Jasa Utama dan Bintang Mahaputra Adipradana.
Pencalonan Presiden dan Jabatan Wakil Menteri
Pada tahun 2014, Dino mencalonkan diri sebagai presiden independen dan kemudian diangkat menjadi Wakil Menteri Luar Negeri. Karier politiknya semakin memperkuat posisi di dunia diplomasi Indonesia.
Karya Tulis dan Prestasi sebagai Penulis
Sebagai seorang penulis, Dino telah menerbitkan 11 buku, termasuk buku bestseller Harus Bisa yang terjual sekitar 2 juta eksemplar. Karyanya menjadi referensi di bidang kepemimpinan dan diplomasi, serta turut menginspirasi banyak pembaca di seluruh Indonesia.
Pendiri Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI)
Dino mendirikan Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI), yang kini menjadi komunitas kebijakan luar negeri terbesar di Indonesia. Melalui FPCI, Dino meluncurkan program Supermentor dan menyelenggarakan konferensi kebijakan luar negeri yang menarik ribuan peserta setiap tahunnya.
Kegiatan Lintas Agama dan Diaspora Indonesia
Dino juga aktif dalam lintas kegiatan agama dengan mendirikan 1000 Abrahamic Circles, program yang bertujuan meningkatkan toleransi dan pemahaman antargama. Ia terlibat dalam Kongres Dunia Diaspora Indonesia, dan mendapat pengakuan sebagai Bapak Diaspora Indonesia.
Penghargaan Rekor Dunia Guinness
Selain kontribusinya dalam diplomasi dan kepemimpinan, Dino memegang rekor dunia Guinness untuk ansambel angklung terbesar yang tercatat pada tahun 2011.
Baca Artikel Lainnya : Biografi Hamdan Hamedan
Pemulihan dari Covid-19 dan Inisiatif Global
Setelah berhasil pulih dari Covid-19 yang menginfeksinya pada tahun 2015, Dino Patti Djalal terus aktif dalam berbagai upaya pemulihan global. Ia menyelenggarakan acara Global Town Hall bertajuk “Membangun Kembali Dunia dari Covid-19” dengan peserta dari 83 negara. Melalui acara ini, Dino menyoroti berbagai upaya global dalam menangani dampak pandemi.
Kegiatan di Dunia Hiburan
Dino juga aktif tampil dalam talk show di Mola TV, di mana ia berkesempatan mewawancarai berbagai bintang Hollywood. Program ini menunjukkan kiprah Dino di luar dunia diplomasi dan memperluas jangkauannya ke ranah hiburan dan media.
Kehidupan Keluarga
Dino menikah dengan dokter gigi Rosa Rai Djalal, dan mereka dikaruniai tiga anak, yaitu Alexa, Keanu, dan Chloe. Keluarga mereka tinggal di Jakarta, Indonesia, di mana Dino tetap aktif berkontribusi pada pengembangan diplomasi dan kebijakan luar negeri Indonesia